Oktober 22, 2024

Indonesia merupakan salah satu negara berpopulasi tinggi di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun) yang sangat besar. Indonesia saat ini sedang menikmati masa bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif, yakin lebih dari 68% dari total populasi. Dengan adanya bonus demografi ini, Indonesia diuntungkan dan memiliki peluang untuk dapat menggenjot pertumbuhan produktivitas masyarakatnya.   

Bertambahnya jumlah usia produktif turut menambah jumlah tenaga kerja di negara ini. Bahkan, bila jumlahnya terus meningkat, bukan tidak mungkin jika tenaga kerja di negara ini akan didominasi sepenuhnya oleh kelompok usia produktif. Bila dikelola dengan benar, tenaga kerja yang berasal dari kelompok ini bisa membantu meningkatkan tingkat produktivitas negeri ini. Pasalnya, tenaga kerja usia produktif biasanya punya kelebihan baik dari stamina, fisik, serta tingkat kecerdasan dan kreativitas.                                                                                                 

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2019 sebanyak 196,46 juta, sedangkan jumlah angkatan kerja sebanyak 136,18 juta jiwa. Sementara, jumlah penduduk yang bekerja 129,36 juta dan yang menganggur 6,81 juta. Angka itu diperoleh dari data yang dihimpun melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan BPS terhadap 75.000 rumah tangga sebagai sampel terpilih.                               

Tantangan terbesar sebuah negara yang mengalami bonus demografi adalah bagaimana mengelola penduduk usia produktif yang melimpah, agar produktif secara ekonomi. Karena jika mereka hanya produktif secara usia, tapi tidak produktif secara ekonomi justru akan menjadi beban negara. Selain angka pengangguran yang akan melonjak, hal ini juga bisa memberi efek negatif dalam kehidupan sosial.                                                                                     

Untuk menghadapi bonus demografi, pemerintah sudah selayaknya mengalihkan fokus dari pembangunan berbagai infrastruktur ke pembangunan manusia dan menciptakan lapangan kerja. Pembangunan infrastruktur memang penting dan akan berdampak pada naiknya pertumbuhan ekonomi. Tetapi akan disayangkan, jika pertumbuhan ekonomi tersebut tidak sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itulah, sebaiknya pemerintah, perusahaan, serta generasi di atas kelompok ini harus bisa mengelola dan memberdayakan mereka dengan sebaik-baiknya. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan mutu sumber daya manusia tersebut.                                   

Saaat ini menghadapi persoalan yang cukup pelik terkait kependudukan terutama rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di usia produktif. Hal ini akan berbahaya karena era globalisasi memiliki tuntutan tinggi bagi tenaga kerja. Jika masyarakat usia angkatan kerja tidak mampu bersaing, maka sulit bagi mereka untuk mendapat pekerjaan. Kehidupan perekonomian akan terganggu. Kemiskinan juga akan meningkat sejalan dengan rendahnya kualitas pendidikan usia angkatan kerja. Yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah peningkatan kompetensi yang relevan dengan permintaan dunia kerja agar Indonesia dapat mengapai keuntungan dari bonus demografi.                                                                                                                                             

Peran penting pemerintah dalam menciptakan kebijakan sejalan dengan keadaan demografi saat ini seperti menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan kebijakan ekonomi kondusif. Pemerintah harus melakukan investasi pendidikan dengan keahlian dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Perlunya bimbingan dari sejak pertama kali mengenyam pendidikan untuk mempersiapkan penduduk usia produktif menuju dunia kerja. Hal ini penting agar selama bersekolah mereka paham tentang keahlian yang wajib dimiliki untuk masuk dunia kerja. Pendidikan adalah bekal generasi muda untuk mencapai kemandirian dan ini adalah salah satu upaya Indonesia untuk memetik bonus demografi.

Penulis : Vira Bella Ria

Mahasiswa Ilmu Administrasi Publik FISIP, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: