Desember 9, 2024

TARIUnews.com, KEPAHIANG – Dalam rangka keberpihakan dan komitmen pemerintah terhadap kemajuan desa dan daerah pinggiran maka digagas Program Nasional Desa Terang. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) mengatakan bahwa dana desa bisa digunakan untuk program Desa Terang.

“Tolong kepala desa, sebagian dari dana desanya bekerja sama dengan lembaga ini (GNTI) untuk bisa mengadakan penerangan bagi desa-desa atau rumah-rumah yang belum punya listrik,” kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo, usai melincurkan Program Nasional Desa Terang Terintegrasi KUR Sektor untuk Petani dan Nelayan Produksi Wilayah Sumatera, di Desa Sumber Sari, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Kamis (20/12).

Ia menjelaskan bahwa pengadaan penerangan teeaebut tidak berbenturan dengan program PLN karena masih banyak daerah-daerah yang belum masuk listrik. Dan banyak dari daerah-daerah miskin yang mereka belum mampu bayar listrik jadi bisa dibantu dengan menggunakan solar cell gratis.

“Ini bisa digunakan dengan dana desa. Sekarang dana desa banyak digunakan untuk listrik itu kan salah satunya menyambung listriknya yang bayar. Nah itu masyarakat tidak mampu, banyak desa yang menggunakan dana desanya untuk menyambung listrik. Ada baiknya kerjasama dengan GNTI (Gerakan Nelayan Tani Indonesia) untuk program desa terang ini karena sudah berpengalaman dan di tes sehingga tidak salah pilih juga,” terangnya saat meninjau rumah penerima manfaat.

Menurutnya ini satu program yang baik dari GNTI. Mereka memberikan listrik, lampu, televisi, sehingga masyarakat tidak terisolasi dan produktif dengan adanya listrik dan ini bisa tahan lama, bisa 5 tahun lebih dan ini targetnya 200 ribu rumah. Jadi pemerintah sangat mengapresiasi.

Sementara itu, Ketua GNTI Rokhmin Danuri mengatakan kriteria penerima manfaat desa terang, pertama keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, kedua rumah dan desa itu belum teraliri oleh listrik.

“Ini energinya dari matahari jadi selain murah, juga ramah lingkungan. 2700 rumah akan disalurkan di Kepahiang.
Target 270.000 rumah untuk tahun 2019 dan masih ada sekitar 5 juta rumah lagi yang punya listrik tapi masih 100watt. Di Bengkulu untuk tahun ini 13.000. Kekuatannya per rumah 300watt dalam perangkat itu selain bohlam, saklar, tv, parabola, ini telnologi baru, 5tahun baru ganti aki. Sedangkan untuk PJU (Penerangan Jalan Umum) sekitar 3000an desa,” terangnya.

Bupati Kepahiang mengapresiasi program desa terang ini, menurutnya hal ini mendukung elektrivikasi desa dan menjangkau daerah-daerah yang tidak terkoneksi listrik PLN.
“Jadi bisa membantu masyarakat dan sebagai sumber informasi juga. Satu kampung 87 dan akan ditambah lagi,” imbuhnya.

Salah satu masyarakat penerima manfaat yaitu Miswarto, dirinya mengaku sangat terbantu dengan program desa terang ini setelah rumahnya dipasang sekitar setengah bulan yang lalu.
“Sebelumnya gak ada listrik hanya minta dari tetangga. Alhamdulillah dapat bantuan dari desa terang ini bersyukur, karena selama ini gelap kini punya sendiri kan senang, gak pernah mati alhamdulillah hidup terus, untuk listrik, lampu, tv, ngecas hp, itu sudah” ungkapnya disusul senyum.

Program Nasional Desa Terang sudah dicanangkan presiden Joko Widodo pada 12 April 2017. Program Desa Terang adalah gagasan Gerakan Nelayan Tani Indonesia yang bekerja sama dengan kementerian lembaga terkait dalam hal memberikan bantuan penerangan, listrik, kepada daerah yang masih tertinggal atau daerah yang belum teraliri jaringan listrik dan penerangan. Berangkat dari keinginan untuk membantu penerangan di desa-desa dan daerah pinggiran, ada sekitar 2000an desa yang belum teraliri listrik, 5 juta rumah dibawah 200 watt.
Paket bantuan ini menyalurkan dana CSR dari BUMN dan perusahaan pembuat solar cell, juga kolaborasi antar Kementerian. Dengan paket solar home system, batrainya diganti selama 5tahun, sedangkan PJU diganti setelah 14 tahun.
Tiap rumah dialiri listrik dari matahari (energi terbarukan).(*)

 

kemendesa.go,id

Editor : Dodi

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: